Meneladani Akhlak Rosululloh dalam mendidik ummatnya

Bulan Robi’ul Awwal, bulan lahirnya sang manusia pilihan. Manusia yang memiliki keluhuran akhlak, Budi pekerti dan kepribadian yang menawan. Beliau adalah Rosululloh Muhammad SAW.

Beliau adalah tauladan dan panutan dalam setiap episode kehidupan, sebagai balita yang sehat dan  ceria, sebagai pemuda yang jujur dan giat bekerja, sebagai suami penyayang dan setia, sebagai kakek yang begitu mencintai cucu-cucunya dan sebagai pemimpin adil dan bijaksana  yang sanggup mengantarkan ummatnya menuju jalan yang diridhoi Allah SWT.

Rosululloh adalah idola sepanjang masa. Beliau menjadi idola  emak-emak, bapak-bapak bahkan anak-anak. di hari  kelahirannya, lantunan sholawat  menggema dimana-mana. Perayaan maulid Nabi diperingati berkali-kali. Bahkan sampai bulan robi’ul awwal berakhir,  maulid Nabi Muhammad SAW. masih di peringati dengan  pembacaan sholawat nabi yang seakan tiada henti.

Sungguh luar biasa cinta ummat Islam pada nabinya. Cinta yang luar biasa itu disebabkan karena kecintaan Rosululloh yang luar biasa pula kepada ummatnya. Bahkan Rosululloh kelak pada hari kiamat menjadi orang yang  paling  sibuk mencari ummatnya. Di saat semua orang sibuk dengan dirinya sendiri, Rosululloh sibuk menyelamatkan ummatnya. Ummati … Ummati … Ummati … !!! Rosululloh SAW. menunggu kita diujung sirath, sambil mengatakan,

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺳﻠﻢ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺳﻠﻢ

“Ya Allah selamatkan.. Ya Allah selamatkan.”

Kecintaan Rosululloh terhadap ummatnya menjadi pelajaran berharga bagi kita sebagai guru yang di gugu lan di tiru. Hendaknya memiliki cinta yang luar biasa kepada murid kita, sehingga mampu mengantarkan mereka menuju sukses dunia akhirat. Menjadi hamba yang bermanfaat dan bermartabat.

Melalui moment maulid nabi ini, marilah kita renungkan bersama akhlak Rosululloh dalam mendidik ummatnya yang patut kita teladani sebagai seorang guru dalam mendidik murid-muridnya. Diantara sifat-sifat Rosululloh yang dapat kita teladani adalah :

Lemah lembut, Rosululloh adalah pribadi yang berhati lembut. Terhadap pengemis tunanetra yang setiap hari mencacinya beliau justru menyupinya dengan penuh kelembutan. Sehingga pengemis tunanetra tersebut pada akhirnya menyatakan keimanannya meskipun bukan dihadapan Rosululloh, melainkan dihadapan Abu Bakar karena pada saat itu Rosululloh SAW baru saja wafat.

Sikap lemah lembut yang kita tunjukkan sebagai guru mungkin hari ini belum mampu menggugah hati murid kita. Namun kita harus yakin bahwa suatu saat Allah SWT. akan melembutkan hati mereka untuk dapat menerima pelajaran yang kita sampaikan dan mengambil keteladanan sikap yang kita tunjukkan.

Pemaaf, Rosululloh adalah pribadi yang pemaaf. Beliau memaafkan siapa saja yang berbuat salah. Tidak sedikitpun tersimpan dendam dan kedengkian dalam hatinya. Sehingga beliau tidak pernah mendo’akan ummatnya yang membangkang supaya mendapat azab dan siksa dari Allah SWT. Melainkan beliaulah yg  kelak akan memohonkan ampunan untuk mereka dan memberikan syafaatnya.

Dengan meneladani akhlak Rosululloh yang pemaaf. Kita dapat memberikan samudra kemaafan kepada murid-murid kita yang berbuat salah. Seberapa nakal dan membangkangnya mereka masih dalam proses belajar menjalani  kehidupan. Maka,  maafkanlah kesalahannya supaya mereka dimudahkan untuk mendapat hidayah dan petunjuk dari Allah SWT.

Mendo’akan, Rosululloh tidak hanya memaafkan ummatnya yang berbuat salah tetapi beliau juga selalu mendo’akannya. Sebagaimana perlakuan penduduk Thaif yang kasar terhadap Rosululloh justru beliau memperlakukan mereka dengan mendoakan kaum tersebut : “Allahummahdi qaumii fainnahum laa ya’lamuun” (Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku. Sesungguhnya mereka (kaum) yang tidak mengetahui).

Do’a seorang guru untuk murid-muridnya adalah termasuk do’a yang mustajabah sebagaimana do’a orang tua untuk putra-putrinya dan do’a nabi untuk ummatnya. Dengan dawamnya guru mendoakan murid-muridnya, insya Allah murid akan tersadar dari kekeliruannya dan taat kepada aturan sekolah dan kepada gurunya. Pada gilirannya nanti di kemudian hari para pelajar tersebut menjadi orang-orang yang sukses dalam kehidupan di bidangnya masing-masing dan bahagia serta selamat dunia akhirat.

Semoga Allah SWT meridhoi  kita untuk dapat meneladani akhlak Rosululloh dalam mendidik ummatnya sehingga kita mampu mengantarkan murid kita menuju jalan kesuksesan dunia dan akhirat. Aamiin

Penulis : Nur Azizah, S.Pd.I | Guru PAI SMP BUANA

1 komentar untuk “Meneladani Akhlak Rosululloh dalam mendidik ummatnya”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *