Renungan Hari Anak Se-dunia 20 November
Allah SWT akan meminta pertanggung jawaban orang tua tentang anaknya. Sebelum meminta pertanggung jawaban anak tentang orang tuanya ( Imam Ibn Qoyyum Al Jauziyyah)
Menjadi orang tua bukanlah perkara yang mudah karena anak adalah amanah yang sangat besar yang dititipkan oleh Allah SWT. Sebagai amanah, maka kita harus menjaga mereka dengan sebaik-baiknya. Kita juga mempunyai kewajiban untuk mengenalkan mereka kepada sang pemilik sebenarnya yakni Allah SWT.
Lukman Al Hakim memberikan nasehat kepada anaknya “Janganlah engkau menyekutukan Allah” . Sebagai orang tua hendaknya kita mengenalkan Allah SWT kepada anak anak kita sejak masih kecil sehingga mereka tumbuh dewasa dengan mengenal dan mencintai Allah SWT. Memiliki aqidah dan keimanan yang kokoh sehingga terhindar dari sifat syirik menyekutukan sang Kholiq.
Selanjutnya Lukman Al Hakim juga menasehati anaknya untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Sebagai orang tua kita nasehati anak-anak kita untuk menjadi anak yang berbhakti kepada kedua orang tua. Namun, bukan berarti kita menyuruh mereka untuk menuruti semua keinginan dan ego kita. Orang tua yang bijak akan membantu anaknya untuk menjadi anak yang berbhakti kepadanya, tidak membebaninya dengan banyaknya perintah dan tuntutan kepada mereka.
Terkadang ada orang tua yang demi ego dan kepentingan dirinya, karena ingin terlihat sebagai orang tua yang sukses. Banyak membebani anak-anaknya dengan berbagai aturan dan tuntutan. Padahal, jika kita mau berfikir sebenarnya mendidik anak bukan berarti untuk membuat orang lain terkesan. Mendidik anak juga bukan sebuah perlombaan. Kita tidak perlu hiraukan pendapat orang yang belum tentu belajar bagaimana mendidik anak dengan benar. Kita juga tidak perlu sombong dan tinggi hati apabila dikaruniai Allah anak anak yang Sholih dan pintar. Karena belum tentu itu adalah hasil jerih payah kita. Melainkan berkat Rahmat dari Allah SWT.
Sebaiknya kita tidak merasa jumawa atas keberhasilan dalam mendidik anak-anak kita dan jangan pula merasa putus asa jika anak anak kita ternyata tidak sesuai dengan kehendak kita. sebab, semuanya telah menjadi takdir Allah SWT.
Allah SWT telah menjelaskan kedudukan anak anak kita dalam Al Qur’an diantaranya adalah : Pertama, Anak sebagai ujian atau cobaan. Bisa jadi Allah memberikan amanah kepada kita dengan hadirnya seorang anak yang menjadi fitnah (ujian dan cobaan) bagi kita. Adanya buah hati terkadang membuat kita lalai kepada Allah SWT. Jangan sampai anak kita menjadi penyebab turunnya murka dan bencana Allah Azza wa Jalla pada diri kita. Untuk itu ketika anak kita menjadi ujian bagi kita hendaknya kita bersabar dan senantiasa mendoa’akannya.
Kedua, anak sebagai perhiasan dunia. Dengannya dunia menjadi indah, hiasan untuk kedua orang tuanya. Perhiasan yang dimaksud adalah bahwa orangtua merasa sangat senang dan bangga dengan berbagai hal hal baik yang diperoleh anak-anaknya, sehingga dia pun akan terbawa baik pula namanya di dunia, ataupun anak bisa sebagai pembawa rasa senang. Dengan tingkah polahnya yang lucu, ucapan-ucapannya yang sering membuat orang tua terhibur. Dan apabila saat ini anak anak kita menjadi perhiasan dunia. Sebagai orang tua jangan sampai kita terlena hingga lalai dari tugas kita sebenarnya. Kita jangan sampai lupa tugas kita untuk mengenalkan anak-anak kita pada sang pemiliknya supaya mereka menjadi hamba yang Sholih dan Sholihah yang diridhoi Allah SWT.
Ketiga, anak sebagai penyejuk hati orang tua. Kedudukan anak yang terbaik adalah manakala anak dapat menyenangkan hati dan menyejukan mata kedua orangtuanya. Mereka adalah anak-anak yang apabila disuruh untuk beribadah, seperti shalat, mereka segera melaksanakannya dengan suka cita. Apabila diperintahkan belajar, mereka segera mentaatinya. Mereka juga anak-anak yang baik budi pekerti dan akhlaknya, ucapannya santun dan tingkah lakunya sangat sopan, serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Apabila anak-anak kita saat ini sebagai penyejuk hati mudah-mudahan kita mampu bersyukur hingga Allah SWT memberikan keberkahan dalam keluarga kita. Allah SWT akan menambah kebaikan dalam keluarga kita disebabkan rasa syukur kita atas anugerah anak-anak yang Sholih dan Sholihah.
Keempat, kedudukan anak dalam Al-Qur’an adalah sebagai musuh orang tuanya. Anak bisa menjadi musuh disebabkan mereka telah berbuat maksiat terhadap Tuhannya, tidak mentaati orang tuanya dan jauh dari melaksanakan perintah Allah dan RasulNya. Jika saat ini anak-anak kita sebagai musuh kita dalam keta’atan kepada Allah SWT. Mudah-mudahan kita mampu bersabar menghadapinya, semoga kita tidak putus asa dalam membimbing mereka dan mendo’akan kebaikan baginya sehingga suatu saat Allah membukakan pintu hidayah bagi anak kita. Sebab hanya Allah yang dapat memberikan petunjuk kepada siapa saja yang dikehendakinya. Sebagaimana firman-nya dalam Al Qur’an surat Al Qashash ayat 56: “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”
Wahai para orang tua demikianlah kedudukan seorang anak dalam Al-Qur’an. Apapun kedudukan anak kita saat ini, mudah -mudahan Allah senantiasa memberikan bimbingan kepada kita untuk menjadi orang tua yang mampu mengantarkan anak-anak kita menjadi generasi Robbani. Semoga kelak kita bersama dzurriyyah kita ditakdirkan untuk masuk surga bersama dengan Rosululloh dan keluarganya.
Mari kita cintai dan sayangi anak-anak kita dengan segenap jiwa karena cinta dan kasih sayang kita akan menjadi bahan bakar bagi mereka untuk menebar kebaikan dan kasih sayang. Semoga kita mampu bersabar dan ridho dengan anak kita. Dan semoga dengan kesabaran dan keridhoan kita Allah SWT akan menggerakkan hati anak-anak kita untuk menjadi anak-anak yang sholih-sholihah, manusia paripurna Rahmah bagi alam semesta.
Orang tua memegang kunci Sorga bagi anaknya. Seorang anak akan dapat masuk sorga dengan ridho kedua orang tuanya. Rasulullah SAW bersabda: ” Ridho Allah terletak pada ridho kedua orang tua”.
Salah satu cara untuk menjadi orang tua yang ridho terhadap anaknya adalah dengan memahami kedudukan anak sesuai yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. Apapun kedudukan anak kita saat ini, semoga kita selalu mampu menjadi orang tua yang ridho kepada mereka sehingga Allah SWT memberikan rahmatnya kepada mereka untuk menjadi penyejuk hati, putra-putri yang berbhakti, sholih-sholihah, hukma shobiyyah, Robbi Rodhiyyah.
Ridho orang tua memudahkan anak-anaknya untuk menjadi anak yang berbhakti pada mereka sehingga membukakan jalan mereka menuju sorga melalui pintu terbaik. Rosululloh SAW bersabda : “Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya” (HR. Tirmidzi).
Semoga Allah merahmati dan meridhoi keluarga kita semua untuk dapat berkumpul bersama di Sorganya. Teriring do’a untuk anak-anak kita :“Ya Allah … Bisa jadi hari ini anak-anak kami susah diatur, mereka tidak akur. Kami Ridho … Ridho … Ridho … !!!! Ya Allah … Semoga kelak mereka tumbuh dewasa menjadi ahli syukur, berbudi pekerti luhur serta hidup makmur”Aamiiin ..
Penulis: Nur Azizah, Editor: HM. Khoirul Huda
Ok